Senin, 17 April 2017

TAK CUKUPKAH UAMBN?

              Kali Pertama pelaksanaan USBN di Lingkungan Madrasah menuai beberapa respon dari stakeholders Madrasah, baik yang bernada positif maupun negatif. Hal ini mungkin disebabkan USBN merupakan hal yang baru. Selama ini madrasah hanya melaksanakan UAMBN sebagai partner UN, di mana Mata Pelajaran yang diujikan hanya Mata Pelajaran Agama. Selaian itu, adanya soal esai juga menjadi pembeda USBN dan UAMBN.

     Menurut beberapa pihak, maksud diadakannya USBN mengacu pada usaha Kemendikbud dalam mengimplementasikan visi Nawa Cita dari Presiden RI, Joko Widodo, yang pada intinya ingin mewujudkan pendidikan berkarakter yang bernafaskan muatan lokal. Sebanyak 25 persen materi soal dari pemerintah digunakan sebagai indikator standar nasional.

             Akan tetapi, tak cukupkah empat Mata Pelajaran Ujian Nasional (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris) mencetak karakter peserta didik? padahal Mata Pelajaran UAMBN (Al-Qur'an Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, SKI, dan Bahasa Arap) juga ikut mendukung pembentukan karakter pada peserta didik. Jika Mata Pelajaran IPS dan PPKn juga mempunyai signifikansi dalam mencetak karakter peserta didik, mengapa harus menggunakan istilah baru (USBN)? tidak adakah inovasi pemerintah untuk membuat formasi baru untuk wadah uji kompetensi bagi lembaga pendidikan? haruskah menggunakan istilah UM, UAMBN, USBN, dan UN? apa hal tersebut tidak menjadi istilah yang cukup rumit di kalangan peserta didik? kita tunggu inovasi pemerintah terkait hal ini.


By. Operator Madrasah

Senin, 11 Januari 2016

Assalamu'alaikum Wr Wb

Selamat datang di blog kami.
Semoga blog ini dapat menjadi wadah untuk silaturahmi dan memberi faidah untuk saling berbagi ilmu.